Sabtu, 05 Mei 2012

Teknologi Gasifikasi

Setidaknya ada 3 tingkatan pengertian istilah gasifikasi. Pada pengertiannya yang paling luas, gasifikasi adalah istilah yang diberikan untuk proses perlakuan terhadap bahan bakar yang memberikan hasil akhir berupa gas yang masih bisa digunakan sebagai bahan bakar (Higman dan Burgt, 2008). Pada pengertian ini tercakup juga proses fermentasi anaerob dari biomas menghasilkan gas metana. Pada pengertian yang lebih sempit, gasifikasi adalah proses pengubahan bahan bakar menjadi bentuk gas dengan cara pemanasan (secara termokimia). Proses ini masih mencakup gasifikasi dan pirolisa. Proses gasifikasi adalah salah satu varian dari proses pirolisa yaitu pemecahan molekul bahan bakar padat menjadi senyawa yang lebih sederhana karena pemanasan. Pada perkembangannya istilah pirolisa lebih dikhususkan untuk pengubahan bahan bakar padat menjadi senyawa yang lebih sederhana tanpa adanya reaksi dengan oksigen, sedang gasifikasi adalah proses pengubahan bahan bakar padat menjadi gas dengan cara oksidasi parsial.
Istilah gasifikasi saat ini digunakan untuk menamai proses pembakaran bahan bakar padat (secara umum juga meliputi bahan bakar cair) dengan oksigen terbatas pada ruang tertutup sehingga menghasilkan gas yang masih dapat dioksidasi lanjut (bersifat bahan bakar). Pada proses gasifikasi, bahan bakar padat seperti batu bara atau biomas dipanaskan dan direaksikan dengan oksigen atau uap air menghasilkan campuran gas yang komponen utamanya CO2, CO, H2, H2O, CH4. Komponen utama gas bakar dalam campuran tersebut adalah CO dan H2. Jika oksidatornya menggunakan udara maka akan terdapat juga fraksi N2 yang cukup besar pada campuran gas tersebut yang berasal dari udara. Proses pirolisa dan gasifikasi sebenarnya selalu terjadi pada setiap pembakaran bahan bakar padat. Pada lokasi terjadinya nyala api, suhu cukup tinggi sehingga bahan bakar mengalami proses pirolisa dan gasifikasi menghasilkan campuran uap dan gas yang mudah terbakar. Sebenarnya pada pembakaran bahan bakar padat, yang terbakar adalah campuran gas dan uap tersebut bukannya bahan bakar yang masih berbentuk padat, itulah sebabnya jika diperhatikan maka terjadinya nyala api pada pembakaran bahan bakar padat tidak langsung menempel pada bahan bakar tersebut melainkan timbul pada jarak tertentu dari bahan bakar.

Pustaka

Higman, C., and M. Burgt; 2008; Gasification 2nd ed.; Gulf Professional Publishing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Custom Search