Selasa, 10 April 2007

”Tungku Sulistio” Bebaskan Sampah

Pikiran Rakyat Bandung
Selasa, 16 Mei 2006

"Tungku Sulistio" Bebaskan Sampah

BANDUNG, (PR).-

Ketika kawasan lain di Kota Bandung dipusingkan dengan
persoalan sampah yang menggunung, warga Kel. Margasenang,
Kec. Margacinta, boleh bernapas lega. Paling tidak, mesin
pembakar sampah karya Ir. Sulistio mampu mengatasi
permasalahan sampah. Ditargetkan, dalam satu bulan, Kec.
Margacinta mampu mengatasi masalah sampah produksi rumah
tangga.

Warga Margasenang, khususnya RW 9, sudah mampu mengatasi
masalah sampah di lingkungannya. Selama dua bulan warga
sudah terbiasa mengolah sampah sendiri dengan menggunakan
mesin berupa tungku pembakar karya warga setempat, Ir.
Sulistio.

Camat Margacinta, Yayan Ahmad, saat menerima Tim Penilai
Lomba Kelurahan Tingkat Kota Bandung, Senin (16/5)
menyebutkan, penggunaan tungku pembakar sampah karya Ir.
Sulistio dapat menjadi salah satu solusi menangani
permasalahan sampah di Kota Bandung.

"Selain harganya yang relatif murah dan mudah
dipindah-pindah, cara penggunaannya pun sangat mudah dan
tidak banyak membutuhkan bahan bakar," ujar Yayan.

Hingga saat ini, menurut Yayan, dari 71 RW di Kec.
Margacinta baru di Kel. Margasenang warga mengolah sampah
dengan menggunakan tungku bakar. "Secara swadaya akan
diupayakan secepatnya minimal tiap RW memiliki satu tungku
bakar," ujar Yayan.

Hingga saat ini, tungku yang digunakan baru berupa tungku
bakar generasi 1 dan 2 yang untuk prosesnya dapat
menggunakan kayu bakar atau batu bara. Dalam waktu dekat,
tungku generasi ke-3 dengan proses yang dapat menggunakan
kompor blower dan asap yang dihasilkan sangat kecil, akan
segera digunakan.
Setiap tungku harganya relatif murah, tidak lebih dari Rp
600 ribu. Sementara untuk tungku generasi ke-3 harganya
bisa mencapai Rp 2 juta.

Sementara itu, Joko, Ketua RW 9 Kel. Margasenang
mengatakan, untuk proses pembakaran sampah yang dihasilkan
22 KK hanya diperlukan waktu dua hari. "Kami biasa
membakar setiap Rabu dan Minggu dengan satu kali proses
pembakaran sebanyak 50 kg sampah yang memakan waktu 2 jam.
Setiap hari dibakar 200 kg sampah," ujarnya.

Untuk biaya proses pembakaran, pihaknya mengumpulkan uang
kebersihan yang biasa disetorkan saat membayar listrik.
"Jadi selama ini, kami sudah sepakat dengan PD Kebersihan
untuk tidak membayar iuran karena biayanya kami alihkan
untuk memproses sampah sendiri," ujar Joko.

Sementara itu dr. Waskito M.P.M., salah seorang anggota
Tim Penilai Lomba Kelurahan Tingkat Kota Bandung, yang
juga staf di Dinas Kesehatan Kota Bandung mengatakan,
untuk proses pembakaran sampah menggunakan tungku bakar
karya Ir. Sulistio, dinilainya relatif aman. (A-87)***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Custom Search